Senin, 26 April 2010

CERPEN : SEBATAS MEMANDANG


Lika-liku kehidupan menggelintir setiap rongga-rongga dalam tubuh. Menggetarkan segala asa yang terpendam. Ku rasakan perjalanan cinta tiada akhir, telah kutemukan apa sebenarnya arti sebuah cinta sejati. Cinta mudah datang dan mudah pergi. Ku telah belajar dari pengalaman betapa pedihnya perjalanan cinta masa lalu. Kini ku tahu betapa besar sebuah pengorbanan seseorang terhadap orang yang disayanginya.
**Kutatap wajahnya namun dia berpaling dari tatapanku. Sungguh! Ada apa di balik semua ini???. Semua yang ku rasa kini bercampur menjadi satu tak beraturan. Mungkin itu hanya perasaanku saja. Tidak ada sedikitpun tertanam rasa kecewa dihatiku. Namun ku maklumi apa yang sedang terjadi pada dirinya. Ku jalani hidup ini seperti air yang mengalir mengikuti deras arus menuju sebuah kebahagian abadi.
**Kau hanya tersenyum, menyejukan hati setiap orang yang melihatnya. Tanpa kau berkatapun, ku tau apa yang sebenarnya sedang pikirkan. Kini cahaya nuranimu yang akan menerangi setiap langkah-langkahku. Dan kini pun kusadari arti sebuah kesempurnaan cinta sejati. Terdapat di setiap sendi-sendi melewati rusuk-rusuk menggelintir hingga akhirnya melekat ke hati dan menyatu kemudian bersemayam untuk selama-selamanya. Pikiran rasanya melayang bebas terbang menelusuri ruang dan waktu. Tiada kesempurnaan didalam diri manusia, tapi kasih saying dan rasa cintalah yang membuat manusia itu sempurna. Tiada cinta dan kasih saying tanpa pengorbanaan. Jika dilakukan dengan hati yang tulus maka akan berbuah kebaikan dan bernilai berharga yang tiada nilainya walaupun di tukar dengan segunung emas sekalipun. namun dengan memandang dirimu hatiku sudah puas, tetapi lebih baik memiliki namun cinta tidak dapat dipaksakan. Jodoh sudah diatur oleh tuhan dan dia lebih tau mana yang terbaik buat kita. Percayalah!.
**Waktu shalat subuh telah tiba. Jam dinding di rumahku telah menunjukan pukul 5 pagi. Segera aku mengambil air wudhu lalu shalat. Sejak kelas 1 SMA aku tidak peduli akan rutinitasku sebagai seorang muslim dan aku menganggap agama itu sebagai identitas belaka. Waktu terus berjalan hati yang dulu tertutup akan hidayah kini mulai sedikit demi sedikit mulai bias menerima hidayah itu.
**Bermula dari kelas 2 SMA ku mulai aktif mengikuti majelis taqlim dan pada akhirnya akupun masuk organisasi islam yang ada disekolahku. Sejak saat itu aku lebih sering berkumpul di aula sekolah seusai pulang sekolah. Berkumpul dengan saudara sesame muslim. Ditempat itu kutemukan arti sebuah persaudaraan yang saling menolong dalam suka maupun duka. Kulihat pemandangan berbeda para perempuannya memakai jilbab yang panjang melambangkan seorang wanita yang memegang teguh pendiriannya. Lambat laun ku jajaki kehidupan ini penuh dengan teka-teki cinta yang merasuk hingga kehati.
**Kulihat seorang wanita disekolahku tapi dia tidak sekelas dengan ku. Awalnya kutak tau namanya, tapi lama-kelamaan akhirnya ku tahu siapa namanya. Dia bernama yana. Orangnya berjilbab dan rajin beribadah. Kurasakan hal yang berbeda jika bertemu denganya jantungku terasa berdebar-debar. Namun kurasa di telah mengenalku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar